Rabu, 06 November 2013

Artikel

Metrotvnews.com, Surabaya: Seorang dokter di Surabaya mengembangkan teknologi otomotif atau mobil berbahan bakar udara. Mobil itu ramah lingkungan karena udara buangnya dapat dimanfaatkan sebagai listrik dan penyejuk udara di dalam mobil.

Helmy Djafar, dokter di klinik Cita Husada dan Surabaya Herbal Center membuat inovasi mobil ramah lingkungan. Helmy membeli mobil bekas dan mesinnya di ganti dengan mesin karyanya sendiri, yang dapat menerima udara yang telah dikomporesi dan bertekanan tinggi sehingga mesin dapat bekerja dan menggerakkan mobil. Secara keseluruhan bahan yang digunakan selama eksperimen pengembangan mobil berbahan bakar udara ini dari barang bekas.

Ide mengembangkan teknologi otomotif atau mobil berbahan bakar udara ini berawal dari kesenangannya dengan dunia teknik, karena pernah mengenyam pendidikan di teknik elektronika di IKIP Surabaya atau sekarang Universitas Negeri Surabaya meski tidak sampai tamat. Helmy hanya beberapa bulan menempuh pendidikan di teknik sipil Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.

Helmy berpikir pemanfaatan udara sebagai bahan bakar mobil tentu akan lebih menghemat biaya. Beranjak dari pemikiran itu 15 tahun silam Helmy telah melakukan eksperimen namun mengalami sejumlah kendala. Niat mengembangkan mobil berbahan bakar udara muncul kembali setelah maraknya mobil listrik buatan Indonesia.


Cara kerja dari mesin berbahan bakar udara ini cukup sederhana udara yang berada di dalam tabung dikompresi dan disalurkan ke mesin. Lalu mesin akan menggerakkan mobil dengan kecepatan mencapai 60 sampai 70 kilometer per jam.

Helmy berharap pengembangan mobil berbahan bakar udaranya yang menghabiskan dana hingga Rp300 juta itu, dapat terselesaikan dan diproduksi secara massal.

Ia juga menerima pihak lain yang ingin bersama-sama mengembangkan mobil berbahan bakar udara, karena biaya pengembangan dan penyempurnaan tidak sedikit. Jika diproduksi secara massal diperkirakan harga mobil berbahan bakar udara ini cukup murah masih di bawah Rp50 juta per unitnya. (Falentinus Hartayan)

Editor: Deni Fauzan

Sumber : Metro Tv

0 komentar:

Posting Komentar